Mizantara
  • Beranda
  • Silsilah
  • Khazanah
  • Kolom
  • Liputan
  • Katalog
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Silsilah
  • Khazanah
  • Kolom
  • Liputan
  • Katalog
No Result
View All Result
Mizantara
No Result
View All Result
Home Khazanah

Benarkah Hadis Itu Rekayasa Politik?

Redaksi by Redaksi
26 Mei 2025
in Tak Berkategori
0
Benarkah Hadis Itu Rekayasa Politik?
0
SHARES
10
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

S

ebelum masuk ke kritiknya, mari kita ingat dulu apa itu Hadis. Hadis itu semacam “rekaman” dari perkataan, perbuatan, atau persetujuan Nabi Muhammad ﷺ. Ini penting banget buat umat Islam karena jadi pedoman hidup setelah Al-Qur’an. Bahkan, ibadah harian kita seperti salat, zakat, puasa—semuanya dijelaskan rinci lewat Hadis.

Nah, sejak dulu para ulama sudah kerja keras menyaring mana Hadis yang benar-benar dari Nabi, mana yang palsu. Caranya pun nggak main-main: mereka telusuri siapa yang meriwayatkan Hadis itu, bagaimana akhlaknya, apakah dia pernah berdusta, bahkan apakah dia pernah lupa!

Tapi… ternyata ada juga yang nggak percaya.

Siapa Saja yang “Curiga” Sama Hadis?

Ada sekelompok cendekiawan dari Barat yang disebut orientalis. Mereka ini bukan ulama Islam, tapi banyak meneliti sejarah Islam dari luar. Beberapa nama besarnya antara lain Ignaz Goldziher, Joseph Schacht, dan G.H.A. Juynboll. Kita ulas satu-satu ya.

Ignaz Goldziher: “Hadis Itu Karangan Ulama Zaman Bani Umayyah?”

Goldziher ini seperti detektif sejarah. Ia bilang, banyak Hadis yang beredar, terutama soal hukum, sebenarnya baru muncul 100–200 tahun setelah Nabi wafat. Tujuannya? Menurut dia, untuk mendukung pandangan politik atau mazhab tertentu. 

Masalahnya, Goldziher menganggap ulama hanya fokus pada rantai perawi (sanad), tapi tidak kritis terhadap isi (matan).

Apa Jawaban Kita?

Ulama Hadis justru sangat teliti terhadap isi Hadis. Mereka punya ilmu khusus untuk menyelidiki kejanggalan matan, namanya ‘ilal al-hadits. Hadis yang bertentangan dengan Al-Qur’an, akal sehat, atau fakta sejarah, langsung dicoret, meskipun sanad-nya kuat.

Contohnya? Imam al-Bukhari sendiri menyisihkan lebih dari 600.000 Hadis dan hanya menerima sekitar 7.000 (dengan pengulangan). Itu baru satu orang.

Joseph Schacht: “Sanad Itu Rekayasa?”

Kalau Goldziher meragukan isi Hadis, Schacht lebih ekstrem lagi: dia menuduh sanad-nya juga palsu.

Schacht mengajukan teori yang disebut “back-projection”—yakni, ulama abad ke-2 Hijriah merekayasa sanad agar pendapat mereka terlihat berasal dari Nabi.

Bantahannya?

Kalau sanad itu palsu, nggak mungkin bisa ada ribuan perawi yang dicatat lengkap: siapa gurunya, siapa muridnya, akhlaknya bagaimana, tinggalnya di mana. Ulama Hadis seperti Yahya bin Ma’in, al-Dzahabi, dan Ibnu Hajar, menulis biografi ribuan perawi secara detail.

Kalau ini rekayasa, itu artinya ada “tim hoaks” yang sangat jenius dan kompak… selama 300 tahun. Masuk akal?

G.H.A. Juynboll: “Mata Rantai Itu Pusat Pemalsuan?”

Juynboll memperkenalkan konsep Common Link atau “mata rantai bersama”—yaitu perawi yang muncul sebagai pusat di banyak sanad Hadis. Dia curiga: jangan-jangan si perawi inilah pembuat Hadis itu.

Padahal bisa jadi perawi itu memang ulama besar, punya banyak murid, dan aktif mengajarkan Hadis. Wajar kalau namanya sering muncul!

Contohnya Imam al-Zuhri, seorang tabi’in yang sangat produktif. Dia disebut Juynboll sebagai Common Link. Tapi kalau melihat reputasi al-Zuhri di kalangan ulama, hampir semua sepakat: dia orang yang tsiqah (terpercaya).

Faktanya: Ulama Kita Sudah Sangat Ketat

Kalau ada yang bilang Hadis itu rekayasa, kita jawab: justru karena ada potensi pemalsuan, ulama Hadis membuat sistem ketat untuk menyaringnya.

Ilmu Hadis itu kompleks: ada ilmu jarh wa ta’dil (menilai karakter perawi), ilmu ‘ilal (menemukan cacat tersembunyi dalam Hadis), ilmu rijal (mengenal tokoh-tokoh dalam sanad), dan banyak lagi.

Kitab Shahih al-Bukhari misalnya, disusun berdasarkan standar ketat. Imam Bukhari hanya menerima Hadis yang perawinya saling bertemu (liqa’) dan terpercaya semua. Nggak heran kalau para ulama menyebut kitab ini paling sahih setelah Al-Qur’an.

Penutup: Kritik Boleh, Tapi Harus Adil

Kritik dari orientalis memang membuat kita berpikir lebih dalam. Tapi kita juga perlu jujur: pendekatan mereka seringkali sangat skeptis, kadang terlalu fokus pada teori tanpa memahami sistem keilmuan Islam dari dalam.

Memang benar ada Hadis palsu, tapi justru ulama Islam yang pertama kali menyadarinya, menyusun ilmunya, dan membentengi umat darinya.

Kalau ada yang tanya, “Apakah semua Hadis itu asli?” Jawabannya: tidak. Tapi kita punya cara yang ilmiah, sistematis, dan sudah teruji untuk memilahnya.

Itu sebabnya, Hadis tetap jadi bagian tak terpisahkan dari peradaban Islam. Ia bukan produk politik. Ia adalah warisan nubuwah—yang dijaga dengan sangat teliti oleh generasi demi generasi.

Tags: autentikbukharihadisislamkritikmatanorientalissanadsejarahulama
Redaksi

Redaksi

Related Posts

Mamluk: Dinasti Islam yang Lahir dari Barak Budak
Khazanah

Mamluk: Dinasti Islam yang Lahir dari Barak Budak

28 Mei 2025
Apa Hukum Pejabat Negara Menerima Uang dari YouTube?
Khazanah

Apa Hukum Pejabat Negara Menerima Uang dari YouTube?

25 Mei 2025
Tidur: Kematian Kecil dalam Pandangan Islam
Khazanah

Tidur: Kematian Kecil dalam Pandangan Islam

12 Mei 2025
Next Post
Mamluk: Dinasti Islam yang Lahir dari Barak Budak

Mamluk: Dinasti Islam yang Lahir dari Barak Budak

Bupati Tanah Bumbu Gratiskan Persalinan Lima Pasien pada 17 Agustus

Bupati Tanah Bumbu Gratiskan Persalinan Lima Pasien pada 17 Agustus

Ketua Dekranasda Tanah Bumbu Jadi Juri Grand Final Duta Wisata 2025

Ketua Dekranasda Tanah Bumbu Jadi Juri Grand Final Duta Wisata 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Disbudporapar Tanah Bumbu Gelar Bimtek Tour Guide 2025 untuk Tingkatkan Profesionalisme SDM Pariwisata

Disbudporapar Tanah Bumbu Gelar Bimtek Tour Guide 2025 untuk Tingkatkan Profesionalisme SDM Pariwisata

2 minggu ago
Kejari Tanah Bumbu Gelar Rakor PAKEM 2025 untuk Antisipasi Potensi Konflik Sosial Keagamaan

Kejari Tanah Bumbu Gelar Rakor PAKEM 2025 untuk Antisipasi Potensi Konflik Sosial Keagamaan

2 minggu ago
Pemkab Tanah Bumbu Gelar Sidang Pleno I Komisi Irigasi 2025, Fokus Optimalisasi Pertanian dan Perikanan

Pemkab Tanah Bumbu Gelar Sidang Pleno I Komisi Irigasi 2025, Fokus Optimalisasi Pertanian dan Perikanan

2 minggu ago
Pemkab Tanah Bumbu Susun Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2025–2029

Pemkab Tanah Bumbu Susun Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2025–2029

2 minggu ago

Kategori

  • Khazanah
  • Kolom
  • Liputan
  • Silsilah
  • Uncategorized

Topics

administrasi banjarbaru batulicin birokrasi bupati dekranasda disporabudpar dokter duta wisata futsal gizi indonesia indonesiaemas internasional islam jakarta juara kalsel kapolri kekuasaan kemenkes kemerdekaan kesehatan konferensi medis mesir olahraga pangan pejabat pelantikan pemerintahan pemuda perang perusahaan pgme prabowo sejarah sekda sppg stunting sultan tanah bumbu tanahbumbu Ulama Banjar yulian
No Result
View All Result

Trending

Disbudporapar Tanah Bumbu Gelar Bimtek Tour Guide 2025 untuk Tingkatkan Profesionalisme SDM Pariwisata
Liputan

Disbudporapar Tanah Bumbu Gelar Bimtek Tour Guide 2025 untuk Tingkatkan Profesionalisme SDM Pariwisata

by Redaksi
15 Desember 2025
0

BATULICIN – Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Tanah Bumbu menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Tour...

Kejari Tanah Bumbu Gelar Rakor PAKEM 2025 untuk Antisipasi Potensi Konflik Sosial Keagamaan

Kejari Tanah Bumbu Gelar Rakor PAKEM 2025 untuk Antisipasi Potensi Konflik Sosial Keagamaan

15 Desember 2025
Pemkab Tanah Bumbu Gelar Sidang Pleno I Komisi Irigasi 2025, Fokus Optimalisasi Pertanian dan Perikanan

Pemkab Tanah Bumbu Gelar Sidang Pleno I Komisi Irigasi 2025, Fokus Optimalisasi Pertanian dan Perikanan

15 Desember 2025
Pemkab Tanah Bumbu Susun Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2025–2029

Pemkab Tanah Bumbu Susun Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2025–2029

15 Desember 2025
Bupati Tanah Bumbu Buka Market Day dan Festival Karya Siswa Al Fath 2025

Bupati Tanah Bumbu Buka Market Day dan Festival Karya Siswa Al Fath 2025

15 Desember 2025

Mizantra Logo

  • Tentang Kami
  • Katalog
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2025 Mizantara - All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Khazanah
  • Silsilah
  • Kolom
  • Liputan
  • Katalog

© 2025 Mizantara. All Right Reserved.